Sabtu, 17 September 2011

Pengibaran 12 September 2011

12 September 2011, menjadi pengganti pengibaran 17 Agustus untuk PasNine. Meskipun rasanya sangat berbeda, capas senang karena pada akhirnya mereka akan mengibarkan Sang Merah Putih di sekolah.
Perjuangan kami untuk event ini pun lumayan rumit. Bahkan ada beberapa dari kami yang pesimis. Tapi, melihat tekad capas yang semangat, kamipun menjadi semangat kembali. Gue pribadi, menyempatkan diri untuk hadir meskipun harus bohong tiap kali latihan (ga semua). Meskipun orang tua gue marah-marah, gue ga peduli. Beberapa kendala dan musibah pada saat latihan pun gue alami, tapi hal itu ga membuat gue mudur.
Ada juga beberapa problem yang kami hadapi, salah satunya angkatan gue, mereka mulai berubah. Sikap egois mereka mulai namapak. Lebih parahnya, capas menyadari hal itu. Sering gue memberi pengertian ke capas tanpa di ketahui angkatan gue, agar mereka mengerti, dan ga mikir macem-macem tentang seniornya. Dan Alhamdulillah gue punya capas yang baik, mereka mengerti. Mesikpun angkatan gue kadang ngocehin gue kalo gue terlalu manjain mereka dan semacamnya, gue ga peduli. Gue seperti itu karena gue berusaha untuk konsisten dengan apa yang gue ucapkan dulu pada saat jadi capas. Dan Alhamdulillah berhasil, meskipun kadang tak terlaksana dengan baik karena factor lokasi rumah. Fiuhhh….
Dengan begitu banyaknya kendala yang kami alami, kami sangat bersyukur karena pengibaran berjalan dengan lancar. Ada yang special di pengibaran tahun ini, untuk pertama kalinya danton 17 seorang putri… Keren… namanya Putrae Nindi (Rere), seluruh pasukanpun terdiri dari putri 211 dan 212. Emansipasi wanita. Hahahaha….
Pasukan 17 (12 sebenernya) -> Mba Fitria Nur Hudayati 211, Kiki Rosiana Dewi (Oos, Kirodewdew), Mba Siti Rosmala 211, Mba Nur Ayni Handayani 211, Ai Siti Nur Fadilah, Putri Rachdiningrum (Dini), Gue, Virda Valenten (Codot si bibir seksi. Hahaha….), Mba Najmi Laila 211, Merry Jayanti (Merry Jane :p), Anggi Sapitri (Bolang) dan Aisyah.

Sedangkan pasukan 8, senior semua. Bakinya Mba Ikke Marsela 211 (Caem, itu gelar dia waktu capas, katanya, hahahaha…..), baki 2 nya Mba Desi 211 alias Njessi, P3 Bang Risky Ramadhan 211, Bang Cecep Supriatna 210 dan Band Alfian Adhi Laksono 210, di ikuti oleh Mba Hashi Indriawati 211, Mba Khusnul Khotimah 211, dan Mba ImutWati 211 alias Santi.

Pada saat Bang Adhi ingin memakaikan kaitan di bendera, kaitannya jatuh, sempet kaget, tapi semua kembai lancar. Pasukan 17 hanya ada sedikit kesalahan dari capas, sedangkan pasukan 8, rempel semua. Ckckck… Usut punya usut, salah pasukan 17 juga katanya. Tapi over all, patut lah di acungi jempol.
Seperti yang gue duga juga, IPP ga ada yang hadir. Hal itu ga mengurangi rasa bahagia kami karena sukses melaksanakan tugas. Setelah itu kami bernarsis ria. Hihihihi….

Pak Suardi memberi tau kami kalau Pak ***** selaku Kesiswaan ga mengizinkan kami dispen 1 jam pelajaran. Tapi, Hashi ngajak gue untuk perotes. Tu guru emang ga mau ngalah, dengan enaknya di bilang kami ‘lelet’, pake acara bawa-bawa militer segala pula. Dalem hati gue ngedumel “ni guru, di kira paskib perlengkapannya dikit apah, dikira semua anak paskib mau jadi militer apah kerjanya harus serba cepat”. Tapi… Keputusannya gue abaikan. Hahaha…. Gue dan yang lain menunggu si Masjid sampai jam istirahat bunyi. Ckckck…
~PULANG SEKOLAH~
Ternyata eh ternyata… Saat tali kait jatuh… Katanya Bang Adhi ada ‘anak kecil’ yang narik. Astagfirullah… Najmi, denger ada ‘peserta upacara yang nagis’.  Aihhh… Ikke liat ada ‘sesuatu’ yang mengantung di ruang Bahasa Inggris. Dan gue sendiri, tadi di rumah pada saat gosok gigi seperti merasa ada ‘yang lewat’. Aaahhhh parah parah… Ga tau kenapa gue kalo cerita kaya gitu rasanya mau nangis. Ckckck….
Okey, begitulah cerita pengibaran 211 dan 212 beserta cerita horror nya. Hihihihihi….. Babay…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar