Rabu, 01 Juli 2015

Mencoba Menakhlukan Ciremai




Hhhoolllaaaa temans blogger..

Well well well, veeerrryyyyy late posst!! 26 Juni 2014 lalu kan gue naik gunung pemirsah :D Itu pertama kalinya buat gue, Oh I'm so excited >.< Kakak gue ngajak, gue langsung mau dong, secara pengalaman baru banget kan buat gue naik gunung. Karena kebetulan hari Selasa dan Kamis itu tanggal merah. Sekalian aja kan Senin dan Kamis izin :D Untungnya diizinkan Pak Jodi. Hihiihi..

Ternyata banyak banget yang harus dibawa yak-____- Tas yang gue bawa sampai penuh banget. Karena gue masih pemula, jadi gue bawa ransel besar biasa, sepatu gue juga sepatu sekolah. Hahahaha.. Itu terpaksa dipakai karena gak ada lagi sepatu yang menyamai sepatu untuk naik gunung. Daripada ngak ikut kan, lebih baik yang ada aja dipakai.

Ternyata, kakak gue juga ngak kenal dengan teman seperjalanannya. Jadi, kakak gue diajak sama Kak Sherly temen kampusnya. Kak Sherly juga ga terlalu mengenal mereka semua, karena kakaknya kak Sherly suka naik gunung juga, makanya jadi kenal juga sama kak Sherly. Okkay, Ciremai, we're coming~

Perjalanan menuju lokasi lumayan jauh pemirsah, gue berangkat dari Cengkareng jam 7 malam, tiba di lokasi sekitar jam 5 subuh. Ampun deh perut gue dikocok banget naik kendaraan umum macem itu. Gue ngak nyangka perjalannya akan selama itu. And well, sampailah di kaki gunung Ciremai >.<

Ketika sampai di kaki gunung, terpampanglah gunung yang menjulang tinggi keatas langit. Gue penasaran apakah itu gunung yang akan gue naiki >.< Ampun dah liatnya aja udah horor.. Gue langsung bertanya ke kakak gue, "Biasanya naik gunung butuh berapa lama emang?" Dengan enaknya dia menjawab, "Kalau cepet 3 hari juga nyampe" Oh God.. Gue ngak yakin banget sumpah-____- Oya, Ciremai unya beberpa jalur pendakian, nah jalur yang akan gue hadapi itu jalur Linggarjati. Dan ada 13 pos yang harus kami lalui untuk mencapai puncak. Kaki gunung yang masih ada rumah-rumah warga itu sudah termasuk hitungan pos 1. Dan kami berangkat..

google
Oh wow.. Gue menamukan jalan yang lurus pemirsah >.< Jalanannya seperti jalanan pada umumnya. Langsunglah gue bertanya, "Jalanannya kaya gini kalau mau naik gunung" Gue pikir terjal gimana gitu ya. Lah kok ini yang gue temui? >< Mada mada deso yo! Yes! Ini baru perulaan pemirsahh.. Rintangan yang sesungguhnya ada didepan mata. Hihihihih..
Meskipun jalanannya masih aspal, semakin lama semakin naik. Dan, gue mulai merasa lelah sesunguhnya Nafas gue rasanya mau abis. Kakak gue udah jauh didepan gue malah masih jauh dibelakang. Yah ngak dibelakang banget. Masih ada yang lain dibelakang gue. Ketika gue berhenti untuk istirahat sejenak, ada kak Mila yang menyarankan kalau sudah cape, berhenti aja dan bungukukan badan seperti sedang ruku. Dan, gue malakukannya, tapi rasanya muka gue panas banget. Hahahaha..
Pos sudah berada didepan mata, tapi rasanya perjalanan semakin jauh saja. Sampai akhirnya tanpa disadari gue sudah sampai di pos 2. ^^ Cape sekali temans, tapi lumayan seru. Pos ini ada warungnya, yah jelas aja, perjalannya masih bisa dijangkau motor. Hahahahaha.. Agak rame juga, ternyata sedang ada event disana. Apa ya namanya? Lupa-__- Pokonya, jaga kebersihan gunung gitu deh. Setiap peserta yang turun gunung harus membawa sampah yang ada di gunung. Entah sampah miliknya sendiri atau milik orang lain.
google



Next pos... Gue ngak tau tuh pos namnya apa. Yang jelas, jalurnya sudah WOW permirsah :3 Ini baru tantangan. Hihihhii.. Well, kakak gue selalu jalan duluan meninggalkan gue yang pemula dibelakangnya! Akhirnya, terkadang gue ngikut ka Mila sampai akhirnya gue mau ngejar kakak gue dan meninggalkan ka Mila. Dan, gue terpisah sendirian pemirsah :( Gue greget nunggu ka Mila, padahal kalau kak Mila mau, dis bisa lebih cepet dari gue. Tapi untuk kasus itu, ka Mila nunggu yang lain. Sedangkan gue berusaha ngejar kakak gue. Jadilah gue menjelajah ke pos 3 sendirian. Oh God.. Sometimes I was feel scared >.< Gimana ngak, gue jalan sendirian >.< Untungnya tuh gunung lagi ada event, jadi agak rame gitu. Coba kalau sepi? Gue nga tau gue jadinya gimana >.< Dengan nekatnya gue memalui jalan yang entah bener atau ngak. Pokonya, kalau terlihat seperti jalan yang dilalui pendaki, gue lewati, kalau ngak, gue cari jalan lain. Ternyata, setiap ada jalan yang bercabang ditandai dengan pita. Itu berarti jalan yang benar untuk dilalui. Kadang terpikir oleh gue untuk nunggu ka Mila, tapi lama bangat >.< Karena takut, ketika ada rombongan orang yang turun sedang istirahat, gue juga ikut istirahat, jika ngak ada orang gue memaksakan diri untuk terus jalan. Well, bagusnya adalah, ketika gue berpapasan dengan orang yang turun, orang itu selalu menyemangati. Padahal mereka ngak kenal ^^  Dan pastinya bertanya, "Rombongannya mana?" Ampun dah gue bilang aja gue ketinggalan :D Hahahah.. Seriously, horor juga, untuk gue ngak penakut banget, jadi perjalanan teteap gue lanjutan. Oh wow berjalan sendirian di gunung ciremai >.<
Sampai akhirnya gue nyampe juga di pos 3 >.< Oh God, I;m so happy. Hhahahaha. Disana udah ada kakak gue, kak Sherly, Bang Wahyu, Bang Dayat dan bang Getuk, gue ngak tau namanya siapa, tapi dipanggilnya sih Getuk. Yeah mereka kaget banget liat gue sendirian. Hahahahah.. Mereka udah lagi santai-santai makan sedangkan gue sedang berusaha mengejar mereka-_-

Kelompok kami yang lain lama banget pemirsah! Coba banyangin, gue udah 2 jam lebih belom juga nyampe >.< Entah mereka nyangkut dimana. Ckck..Well, di pos ini ada mata air katanya, tapi berada jaugh dari pos. Agak kebelakang gitu. Sebenernya mau kesana, tapi satu pun dari kelomok gue ngak ada yang tau jalan. Agak sulit katanya jalannya. Daripada nyasar? Lebih baik ngak usah. Nyari barengan yang mau kesana ngak adaan. Hahahaha.. Setelah lama menunggu, akhirnya teman seperjalanan gue dateng juga. Setelah mereka datang, kami memang ada rencana mau langsung cabut, tapi ngak enak juga kalau langsung pergi sedangkan mereka baru saja sampai. Akhirnya kami menemani mereka beristirahat sejenak.

Akhirnya jalan juga ^.^ Gue udah ngak sabar banget mau jalan, meskipun kalau sudah jalan gue langsung ngos-ngosan. Hihiihi.. Targetnya adalah, jam 5 menemukan pos terdekat, disanalah kami mendirikan tenda. Wiih.. Jalannya sudah mulai ektrim pemirsah. Banyak akar pohon yang tidak beraturan. See! >.<


Keren kan medannya..
Targetnya adalah mendirika tenda di pos Pengalap, meski medannya terjal. Karena pos sebelumnya adalah pos Makam Kuda, ya agak horor gitu kan. Jadi kami ngak mau berkemh kesana. Yap, sesuai sama yang sudah disepakati, jam setengah 5 kami stop, dan kami sudah berada di Pengalap. Seperti biasa, kelompok yang lain tertinggal. Disini cuma ada gue, kakak gue, ka Milla, ka Sherly, bang Wahyu, bang Dayat dan bang Getuk. Akhirnya kami menunggu yang belum datang. Tapi sampai magrib tiba, mereka tidak kunjung datang. Sampa pada akhirnya ada info kalau mereka sudah mendirikan tenda di pos Makam Kuda, dan kami disuruh turun! Ya ampun.. Seenaknya aja kan orang udan naik malah disuruh turun. Harusnya mereka dong yang naik. Awalya kami ngak mau turun. Toh di Pangalap ada sekelompok cowok yang mendirikan 2 tenda. Dan mereka setuju untuk berbagi tenda, karena jam 2 malam mereka mau cabut dan maninggalkan tenda. Gue, kakak gue dan kak Sherly sempat kesal karena disuruh turun, sampai bilang mau pulang aja kalau kami beneran turun. Tapi pada akhirnya kami dijemput dan kami turun! Aga kesel, kesel banget malah, Tapi seru juga karena gue sedang melewati jalur malam.

Tiba di Makam Kuda sudah sangat gelap, gue langsung aja masuk tenda dengan kesal. Serius, rasanya mau langsung pulang paginya. Tapi apalah mau dikata, penasarannya juga mau liat puncak gunung.

Sekitar jam 9 kami mulai jalan lagi, udah agak siang ya? ya begitulah. Kali ini kami jalan bersamaan, karena kemarin ka Nia yang ikut rombongan dimarahin. Tapi ternyata dia memang suka jalan duluan kalo naik gunung, jadi pada ngak heran kalau dia ikut rombongan aku kemarin.




Medannya juga sudah mulai berat, anahnya terlihat licin dan jalanan sangat sempit-_- Dan gue sekali terpeleset.

Well, perjalanan hari kedua ngak ada yang spceial. Tapi, penginapan kedua amat sangat hhmmm.. Berkesan? Coba kalian bayangkan!

Malam kedua kami mendirikan tenda di pos Bapa Tere. Sejak tiba disana, beberapa orang dar rombongan mengatakan sesuatu yang tidak-tidak. Selaian terliat agak menyeramkan, jarang yang lewat, apalagi berkemah. Tapi akhirnya menjelang Magrib ada kelompok lain yang berkemah diatas kami. Tendah perempuan berapa dibawah, dekat jalan. Tenda laki-laki ada diats, tepat dibawah ranting pohon. Diki sempat tidak mau kalau mendirikan tenda disana, tapi mau gimana lagi sudah tidak ada tepat. Planningnya sih kami akan melakukan perjalanan malam, jam 2 pagi kami mennggalkan tenda dan menuju puncak ntuk melihat sunset. Tapi, planingnya gagal. Pada malam hari, salah seorang kelompok kami kerasukan! Tidak tanggung-tanggung, 2x dengan mahkluk yang berbeda. Bang Wahyu, dia beberapa kali di-bully teru memang. Entah bercanda atau serius. Mungkin itu yang membuat dia ngak fokus. Awalnya meraka sedang bercerita diluar tenda. Gue yang berada didalam tenda hanya mendengarkan saja. Mereka bercerita hal-hal yang lucu sampai tertawa terbahak-bahak. Setelah itu mereka bubar, aku bisa mendengar suara ka Milla yang mengajak masuk tenda. Bubarlah mereka.

Tidak lama setelah meraka bubar, terdengar suara raungan-raungan. Aku kira ada yang muntah. Tapi ternyata, suara raungannya terus-menerus dan semakin keras. Sampai akhirnya kami menyadari bahwa bang Wahyu kerasukan! Kami di tenda langsung berpelukan satu-sama-lain sambil baca-baca. Dan gue, ada diujung diantara kerumunan prempuan itu! Rasanya gue takut, takut banget kalau bang Wahyu akan menghampiri tenda, gue ngak berani membayangkannya! Akhirnya gue hanya tutup mata sambil ikut baca-baca. Dalam tenda, ka Milla histeris, dia bilang "Ngak bukan salah gue! Kan uda gue bilang jangan diliatin! Gue juga udah bilang jangan ikutin!" Dari situ gue tau kalau ka Milla bisa merasakan keberadan 'mereka'. Lebih tepatnya sudah merasaknnya. Sampai akhirnya ka Milla keluar untuk menenangkan bang Wahyu. Setelah ka Milla kembali ke tenda, bang Wahyu sudah tenang. Tapi ngak lama setelah itu, dia tertawa! Tertawa hhmm.. Cekikikan! Ampun ampun gue mau mati dengernya! Itu bahkan lebih horor lagi ':( Yang satu ini, ka Milla mengaku kalau dia tidak tau dan tidak punya urusan dengan yang satu itu. Tapi tetep saja, pada akirnya ka Milla yang menenangkannya. Dan syukurlah, setelah itu bang Wahyu sudah benar-benar tenang. Akirnya kami dapat tidur. Karena masih takut, Diki diminta untuk tidur di tenda perempuan. Karena kejadian semalam, kami tidak jadi pergi jam 2 dini hari. Gue jadi penasaran, apa yang dirasakan dan dilakukan kelompok lain diatas gue ketika mendengar bang Wahyu kerasaukan.

Seperti hari sebelumnya, kami jalan agak siang. Kami hampir kehabisan minuman, tapi kemi tetap memaksa untuk tetap jalan meunju puncak. Setiap orang membawa minum masing-masing. Tapi tetap saja, pada akhirnya pada saling meminta. Jalan meuju puncuk sudah terang, sudah tinggal medan yang tidak tertutup pohon. Tapi medannya ampun deh! Bebatuan semua!




Tibalah kami di Pengasingan tapa pesediaan air! Lalu ada kelompok lain yang turun dan bersedia memberi kami minuman. Setelah sedikit perdebatan karena kekurangan air, akhirnya kami ngak melanjutkan perjalanan menuju puncak. Karena perjalanan masih jauh juga. Sedangkan besoknya, Jumat sudah mulai pada bekerja. Pada akirnya kami tidak mencapai puncak T_T

Tapi gue cukup senang, pemandangan di Pengasingan cukup indah. Punak sudah terliah dari sini. Yah, pengalaman naik gunung yang sangat berkesan. Jika ada kesempatan, gue mau ikut lagi! ^_^





Tidak ada komentar:

Posting Komentar