Kamis, 31 Desember 2015

Year End 2015




Holla temans..!!!

YEAR END LOH YEAR END!!! >.< 

Lama tak blogging ^^
Banyak banget padahal, hal yang mau di-share. Tapi yasudahlah ya. Karena sudah berlalu, ngak usah lah.

Well, gue lagi belajar moret.^^ Gue beli kamera, buat tugas kampus awalnya. Ngak ada niatan untuk belajar motret, ataupun hunting foto. Tapi, ada sesorang yang mengajak gue untuk hunting. Kebetulan dia juga baru beli kamera juga, jadi ya sama-sama belajar. Tapi dia justru bersedia jadi model gue ^_^ Gue jadi terus-terusan pengen motret deh. Hehehe.. Dan orang itu adalah Mas Juna. Hhhmm. Ngak perlu gue ceritainlah ya Mas Juna itu siapa.

Dan selain Mas Juna, ada Ka Alfa. Dia juga bersedia jadi model gue. Jadi setiap project yang gue lakukan sama ka Alfa, dia semua yang memikirkan konsepnya. Kalau kata ka Alfa saling menguntungkan ajalah, dia butuh fotograper, dan gur butuh model untuk belajar motret. Hihihi. Ka Alfa itu temen kampus gue, sekaligus manager dan model gue ^_^

Semua foto hunting/project yang udah gue, ka Alfa dan mas Juna lakukan ada di instagram. Hihihi.. Di postingan kali ini edisi year end, gue cuma mau kasi tau photoshoot gue dengan tema LonelyGirl. Yah, maksud dari tema itu adalah, gue mau melepas title Lonely Girl. Kan daridulu gue suka banget title itu. Dan di 2016, akan gue lepas. Karena, Lonely Girl itu menandakan semua kegalauan gue. Hhehehe..

Dan thanks a lo buat Santy yang menggantikan Alfa sebegai partner gue. Ahahahaha.. Jahat nih, gue ditunggal Alfa ke Semarang sebelum project gue terlakasana. Untungnya ada Santy yang bersedia jadi model gue juga. Yauda gue suruh dia foto-in gue untuk menjalankan project gue. Hehhee..

Here's the pic..



Bye-bye ^^

Rabu, 01 Juli 2015

Mencoba Menakhlukan Ciremai




Hhhoolllaaaa temans blogger..

Well well well, veeerrryyyyy late posst!! 26 Juni 2014 lalu kan gue naik gunung pemirsah :D Itu pertama kalinya buat gue, Oh I'm so excited >.< Kakak gue ngajak, gue langsung mau dong, secara pengalaman baru banget kan buat gue naik gunung. Karena kebetulan hari Selasa dan Kamis itu tanggal merah. Sekalian aja kan Senin dan Kamis izin :D Untungnya diizinkan Pak Jodi. Hihiihi..

Ternyata banyak banget yang harus dibawa yak-____- Tas yang gue bawa sampai penuh banget. Karena gue masih pemula, jadi gue bawa ransel besar biasa, sepatu gue juga sepatu sekolah. Hahahaha.. Itu terpaksa dipakai karena gak ada lagi sepatu yang menyamai sepatu untuk naik gunung. Daripada ngak ikut kan, lebih baik yang ada aja dipakai.

Ternyata, kakak gue juga ngak kenal dengan teman seperjalanannya. Jadi, kakak gue diajak sama Kak Sherly temen kampusnya. Kak Sherly juga ga terlalu mengenal mereka semua, karena kakaknya kak Sherly suka naik gunung juga, makanya jadi kenal juga sama kak Sherly. Okkay, Ciremai, we're coming~

Perjalanan menuju lokasi lumayan jauh pemirsah, gue berangkat dari Cengkareng jam 7 malam, tiba di lokasi sekitar jam 5 subuh. Ampun deh perut gue dikocok banget naik kendaraan umum macem itu. Gue ngak nyangka perjalannya akan selama itu. And well, sampailah di kaki gunung Ciremai >.<

Ketika sampai di kaki gunung, terpampanglah gunung yang menjulang tinggi keatas langit. Gue penasaran apakah itu gunung yang akan gue naiki >.< Ampun dah liatnya aja udah horor.. Gue langsung bertanya ke kakak gue, "Biasanya naik gunung butuh berapa lama emang?" Dengan enaknya dia menjawab, "Kalau cepet 3 hari juga nyampe" Oh God.. Gue ngak yakin banget sumpah-____- Oya, Ciremai unya beberpa jalur pendakian, nah jalur yang akan gue hadapi itu jalur Linggarjati. Dan ada 13 pos yang harus kami lalui untuk mencapai puncak. Kaki gunung yang masih ada rumah-rumah warga itu sudah termasuk hitungan pos 1. Dan kami berangkat..

google
Oh wow.. Gue menamukan jalan yang lurus pemirsah >.< Jalanannya seperti jalanan pada umumnya. Langsunglah gue bertanya, "Jalanannya kaya gini kalau mau naik gunung" Gue pikir terjal gimana gitu ya. Lah kok ini yang gue temui? >< Mada mada deso yo! Yes! Ini baru perulaan pemirsahh.. Rintangan yang sesungguhnya ada didepan mata. Hihihihih..
Meskipun jalanannya masih aspal, semakin lama semakin naik. Dan, gue mulai merasa lelah sesunguhnya Nafas gue rasanya mau abis. Kakak gue udah jauh didepan gue malah masih jauh dibelakang. Yah ngak dibelakang banget. Masih ada yang lain dibelakang gue. Ketika gue berhenti untuk istirahat sejenak, ada kak Mila yang menyarankan kalau sudah cape, berhenti aja dan bungukukan badan seperti sedang ruku. Dan, gue malakukannya, tapi rasanya muka gue panas banget. Hahahaha..
Pos sudah berada didepan mata, tapi rasanya perjalanan semakin jauh saja. Sampai akhirnya tanpa disadari gue sudah sampai di pos 2. ^^ Cape sekali temans, tapi lumayan seru. Pos ini ada warungnya, yah jelas aja, perjalannya masih bisa dijangkau motor. Hahahahaha.. Agak rame juga, ternyata sedang ada event disana. Apa ya namanya? Lupa-__- Pokonya, jaga kebersihan gunung gitu deh. Setiap peserta yang turun gunung harus membawa sampah yang ada di gunung. Entah sampah miliknya sendiri atau milik orang lain.
google

Rabu, 17 Juni 2015

Stasiun Penyiaran




A.          Pengertian Stasiun Penyiaran
Penyiaran adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi,  penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/ pemirsa disuatu tempat. Istilah “stasiun penyiaran” muncul ketika undang-undang pasal 31 menjelaskan bahwa “lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan atau stasiun penyiaran lokal”. Unsur-unsur stasiun penyiaran yang meliputi : kepemilikan, perizinan, fungsi, kegiatan, dan sebagainya.
Terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Kelima syarat tersebut adalah :
1.             Spektrum frekuensi radio
2.             Sarana pemancaran/transmisi
3.             Adanya siaran (program atau acara)
4.             Adanya perangkat penerima siaran (receiver)
5.             Dapat diterima secara serentak/bersamaan
Oleh karena itu yang termasuk dalam media penyiaran tentunya adalah medi televisi dan media radio atau hanya media yang bersifat elektronik saja.

B.          Lembaga-Lembaga Penyiaran
Dalam UU RI No. 32 tahun 2002, pada pasal 13 ayat 2 ditegaskan bahwa jasa penyiaran diselenggarakan oleh :

1.           Penyiaran Publik
Secara khusus, publik dalam istilah penyiaran publik diposisikan dalam dua pengertian, yakni sebagai khalayak (pemirsa atau pendengar) dan sebagai partisipan yang aktif. Pemahaman ini terkait dengan kebebasan menyatakan pendapat, hak untuk mendapatkan informasi, serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam proses menuju civil society. Sementara mengenai syarat penyiaran publik (public service broadcasting), diantaranya adalah media  yang: 1) tersedia (available) secara “general-geographis”, 2) memiliki concern terhadap identitas dan kultur nasional, 3) bersifat independen, baik dari kepentingan negara maupun kepentingan komersil, 4) memiliki imparsialitas program, 5) memiliki ragam variasi program, dan 6) pembiayaannya dibebankan kepada pengguna media. Definisi tersebut mengandaikan bahwa penyiaran publik dibangun didasarkan pada kepentingan, aspirasi, gagasan publik yang dibuat berdasarkan swadaya dan swamandiri dari masyarakat atau publik pengguna dan pemetik manfaat penyiaran publik. Oleh karena itu, ketika penyiaran publik dibangun bersama atas partisipasi publik, maka fungsi dan nilai kegunaan penyiaran publik tentunya ditujukan bagi berbagai kepentingan dan aspirasi publik.
Secara filosofis, urgensi kehadiran media penyiaran publik berangkat dari kehidupan publik yang dilihat dari posisi sebagai warga masyarakat hanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan dan lingkup pasar. Padahal, masyarakat memiliki ruang tersendiri untuk berapresiasi, berkarya, berpendapat, dan bersikap terhadap realitas yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, munculnya pandangan dikotomis yang mengabaikan peran dan posisi warga negara dalam konteks hubungan sosial dan bernegara telah mengabaikan adanya kenyataan tentang ranah publik yang diharapkan dapat menjadi zona bebas dan netral yang di dalamnya berlangsung dinamika kehidupan yang bersih dari kekuasaan dan pasar. Habermas menyebut ranah ini sebagai ranah publik atau public sphere.
Secara garis besar, ada empat alasan mengapa lembaga penyiaran publik itu penting dalam sistem demokrasi. Pertama, dalam konteks kehidupan demokrasi dan penguatan masyarakat sipil, sejatinya, publik berhak mendapatkan siaran yang lebih mencerdaskan, lebih mengisi kepala dengan sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan sekedar menjual kepala kepada pemasang iklan melalui logika rating.
Kedua, warga berhak memperoleh siaran yang mencerdaskan tanpa adanya batasan geografis, lebih-lebih sosio-politis. Argumen kedua ini penting karena lembaga penyiaran swasta akan selalu berfikir dalam kerangka besaran jumlah penduduk dan potensi ekonomi untuk membuka jaringannya. Akibatnya, daerah-daerah yang miskin dan secara ekonomi tidak menguntungkan tidak akan mendapatkan layanan siaran swasta.
Ketiga, penyiaran publik merupakan entitas penyiaran yang memiliki concern lebih terhadap identitas dan kultur nasional. Jika lembaga penyiaran swasta acapkali dituduh menjadi bagian dari apa yang sering disebut sebagai imperalisme budaya, maka lembaga penyiaran publik justru sebaliknya. Keberadaan lembaga penyiaran publik penting dalam rangka menjaga identitas dan kultur nasional yang bersifat dinamis.
Keempat, demokrasi media niscaya memerlukan lembaga penyiaran yang bersifat independent, baik dilihat dari kepentingan negara maupun komersial. Hal ini penting digarisbawahi karena lembaga penyiaran yang dikontrol negara akan cenderung menjadi ideological state aparatus, sedangkan lembaga penyiaran yang dikontrol swasta akan mengakibatkan penggunaan logic of acumulation and exclusion sebagai penentu apa dan bagaimana sesuatu ditayangkan. Sebagaimana nanti dapat dilihat dalam pembahasan bab selanjutnya, dominasi lembaga penyiaran swasta telah membuat hanya kelompok masyarakat tertentu yang direpresentasikan dalam media penyiaran nasional. Demikian juga dengan tayangan yang hanya memenuhi keinginan pasar dibandingkan dilandasi oleh usaha yang sungguh-sungguh untuk turut serta, katakanlah, mencerdaskan kehidupan masyarakat.

Sabtu, 06 Juni 2015

Curhat Colongan



Hooollaaa. Temans blogger..

Sudah mulai sibuk nih saya, lebih tepatnya keteteran. Hahahaha... Jadi terbengkalai deh ini blog. Padahal waiting post nya sudah banyak-_- Yah, mau gimana lagi atuh. Seperti yang udah gue bilang, kuliah sambil kerja itu ngak gampang.

Gue udah mulai banyak tugas menjelang UAS, dan semester 2 ini memang sedikit berat tugasnya daripada semester 1. Untungnya gue ambil mata kuliah ngak banyak di semester ini. Kalau banyak, bisa terbengkalai deh tugas gue. Dan, kalau udah week day itu males banget kerjain tugas. Yah kalau lagi rajin aja kerjain tugas di week day. Kalau lagi males ya kerjain di week end, mepet waktu gitu ngerjainnya. Hehehe..

Yah, karena kan kalau week day udah atahnya untuk fokus kerja. Akhir-akhir ini ada masalah sama shipment gue. Dan gue mulai merasa ada ketidaknyamanan dengan beberapa vendor gue. Jadi turun gitu kan mood gue.

Selain tugas dan kerja, beban pikiran gue bertambah. Gue suka seseorang! Hahaha.. Finally gitu kan yaa.. Nih perasaan datang di waktu yang tidak tepat deh. Tapi, yaudahlah ya nikmatin aja.

Well, tunggu post selanjutnya aja deh yang lebih berguna dibandingkan curcol ini~