Sabtu, 26 Mei 2012

Kode Etik Jurnalistik

  1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar
  2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
  3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
  4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
  5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.
  6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan dokumen.
  7. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo.
  8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.
  9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.
  10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental atau latar belakang sosial lainnya.
  11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat.
  12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual.
  13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi.
  14. Jurnalis tidak dibenarkan menerima sogokan. (Catatan: yang dimaksud dengan sogokan adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang dan atau fasilitas lain, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mempengaruhi jurnalis dalam membuat kerja jurnalistik.)
  15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.
  16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.
  17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas.
  18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik.





Sumber : Wikisource.org

Jumat, 11 Mei 2012

Curhatan Anak Kecil

Bingung deh sama sikap dan sikap orang dewasa. Gue bilang sih, orang dewasa banyak maunya. Mereka mau dihormati, tapi ga bisa hormati kita sebagai yang lebih muda. Mau dimengerti, tapi ga mau mengerti kita. Mau diturutin, tapi ga ngerti batasan. Dan masih banyak lagi kemauan mereka. Trus, kita yang kecil dapet apa dan harus gimana??
Coba deh pikir, setidaknya kita sebagai yang lebih muda udah berusaha semampu kita kan untuk turutin mau mereka, nga tanpa perjuangan, tapi dengan amat sangat perjuangan. Tapi mereka nga tau perjuangan kita yang sesungguhnya, yang ga terlihat mata mereka, ya kan?
Kita kurang mengerti apa lagi?? Menghormati pasti, menuruti pasti, kurang apa lagi? Heyy… Cobalah liat dengan seksama perjuangan kami, lihat dengan mata hati bukan bukan “mata telanjang”.. Kami udah berusaha banget mengerti kalian, nga membuat kalian marah, kecewa dsb. Selebihnya, mungkin itulah kekurangan kita, tolong maklumi..
Kita juga mau dimengerti, seperti kita mengerti kalian. Kita ngak minta macem-macem. Hanya minta pengertian, disaat kami ga bisa melakukan yang kalian pinta dimengerti, ditanya kenapa. Saat kami salah diberitau dengan nasehat yang membangun, bukan menjatuhkan. Disaat kami terpojok ada yang menyemangati. Itu ajaaa.. Nga lebih.. Gue pikir, kita sebagai yang lebih muda memang seharusnya mendapatkan ketiga hal kecil itu tanpa diminta. Yaaa.. Kewajiban merekalah…

Minggu, 06 Mei 2012

Kecelakaan

Masih seputar mengendara motor... Setelah selamat dari ‘tidur di motor’ gue mengalami hal ‘hebat’ lain -_-
Tepat hari ulang tahun Abang Kecil gue, 26 April 2012, 2 hari setelah kejadian gue tidur di motor. Gue mengalami kecelakaan...
Langsung ke TKP aja... Gue pulang berdua sama adik pertama gue duluan, BoNyok dan Abang belakangan. Tadinya Aabng bareng gue, tapi ga jadi karena ada nyokap gue.
Hanya tinggal beberapa M lagi gue sampe rumah, tapi... Kecelakaan pun menghambat gue...
Gue lagi mengandara motor dengan santainya di sebelah kanan jalan, di sebalah kiri, seinget gue juga ada yang lagi ngendarai motor.  Tapi tiba-tiba,  seorang pengendara motor nyalip, melewati celah tengah diantara gue dan motor di sebelah kiri. Motor itu sih muat melewati celah itu, tapi sial...
Tali tas orang yang di bonceng itu nyangkut ke stang motor gue. Karena dia posisinya ngebut, gue langsung goyang ga bisa nahan, alhasil gue ngeguling ke kiri dan secara otomatis tali tas itu terlepas. Melihat gue jatuh, orang-orang sekitar menghampiri gue. Tapi mata gue ga lepas melihat orang yang nyalip itu. Motor gue ada di sebelah kanan jalan, gue sebelah kiri dan adik perempuan gue udah ada di pinggir jalan sambil menangis. Tanpa ada yang memperhatikan yang nyalip itu, dari arah yang lumayan jauh, dia hanya menengok-nengok ke arah gue tanpa menghampiri gue yang terluka.
Lalu dia balik badan, entah mau ngapain, gue rasa sih mau kabur. Langsung aja gue teriakin “Woii lu sini luh!!!”. Dia pun datang menghampiri disambut orang-orang sekitar yang tadinya hanya terlalu fokus ke gue. Ketika gue udah deket sama orang itu, emosi gue memuncak, karena melihat dia balik badan, langsung aja gue bilang “Eh mas!! Ga bisa naik motor apah?!!” Gue hampir mendorong badannya yang lebih tinggi dari gue, tapi bahu gue dipegang oleh Bapak-bapak yang menyebabkan gue ga leluasa untuk melakukan sesuatu. Mendapat perlakuan seperti itu dia hanya diam.
Kebetulan kejadiannya terjadi di depan puskesmas, jadi gue langsung dibawa ke dalam. Orang itu pun ngikutin dengan dikawal bapak-bapak. Di perjalanan gue mendapati kalo gigi gue patah. Gue langsung syok dan mengepal tangan, rasanya pengen balik badan dan langsung nonjok tuh orang. Tapi gue terlalu syok sampe ga bisa melakukan itu. Gue digiring ke dalam puskesmas. Ketika sampai, gue duduk di pinggir tempat tidur sambil memikirkan gigi gue. Tangan gue masih terkepal dari tadi. Tan tiba-tiba gue pingsan.
Ketika gue bangun, sudah ada Nyokap dan Abang gue disana. Mengingat kembali gigi gue yang patah, gue langsung syok lagi dan teriak “gigi dede mah, patah”. Karena gue merasakan perih di muka dan kaki kiri, kaki kanan gue mengamuk nendang-nendang, tangan gue juga ga bisa diem, mereka turut serta menjambak-jambak rambut gue sendiri. Melihat gue seperti itu nyokap gue cuma bisa biang “Yaudah kamunya jangan kaya gitu, kalo gigi kan bisa ditambel. Kalo kaki kamu yang kenapa-napa gimana”. Tapi gue tetep ga bisa tenang. Gue terus aja nangis, dan gue juga denger Abang gue nangis liat gue terbaring sambil menangis.
Sampai akhirnya gue dibawa pulang pun gue masih menangis. Disana sudah ada kakak dan kakak ipar orang yang nabrak gue. Gue ga liat wajah mereka, bahkan yang nabrak gue sekalipun, gue lupa wajahnya. Karna, setelah siuman sampai akhirya gue ada di rumah gue menangis tak henti sambil memejamkan mata.
Lalu Ema gue datang, gue langsung diurut, setelah itu gue berhenti nangis. Dan berkaca melihat luka gue. Mengenaskan, bibir gue bengkak, pelipis luka, dan ada luka diatas dan dibawah bibir gue, dan yang paling menyedihkan, gigi gue patah :’( Setelah gue periksa lagi, tangan kanan-kiri gue juga ada luka kecil yang lumayan perih, belum lagi lutut gue, kegesek tanah hingga celana karate gue pun bolong dan disobek dokter, alhasil udah ga bisa di pake dan akan di buang ke sungai untuk buang sial, pinggul gue pun ga kalah dengan luka kecilnya yang biru. Kecelakaan ini merupakan yang pertama buat gue, dan gue harap menjadi yang terakhir.
Tepat disaat Hari Ulang Tahun Abang gue, rumah gue rame karena kecelakaan yang menimpa gue, bukan karena merayakan ulang tahun Abang gue. Kasian banget Abang gue. Untungnya, Abang lagi gak sama gue ketika kecelakaan terjadi. Ga kebayang deh kalo ada Abang dan dia terluka. Pasti tanpa memikirkan diri gue sendiri undah gue hajar tuh orang. Karena bagaimanapun itu kesalahan dia dong...
Gue masih diam aja dikamar, sedangkan orang-orang di luar membicarakan kejadian tadi, sampe minta pertanggungjawaban untuk mengobati gue dan memperbaiki motor gue yang mungkin rusak. Gue ga mood untuk ikut bicara, hanya mendengarkan. Well, besoknya gue mau dironsen, itu saran dokter di puskesmas, mungkin karena melihat gue pingsan. Yahhh gue sih ayo-ayo aja.
Tetangga pun ada yang datang dan menyarankan untuk berobat-ronsen di Sari Asih karena menganggap itu real kesalahannya. Tapi orang tua gue masih ada toleransi karena butuh biaya yang cukup besar kalo berobat di Sari Asih.
Lalu bibir gue tarasa kaku, sulit banget untuk digerakan, untuk makan sekalipun. Dengan susah payah gue makanm padahal gue laper banget. Yahhh terima nasib aja.
Kebesokannya gue dironsen, alhamdulillah hasilnya positif, ngak terjadi apapun. Dan sekarang, masalahnya adalah gigi. Gue ngak mau tau, pokonya gigi gue harus kembali seperti semula. Gimana pun gue masih remaja, ga mungkin keadaan gigi gue seperti ini. Nyokap gue tahan KTP orang yang nyalip gue sampe mereka bersedia mengobati gigi gue.
Tapi mereka malah membawa seorang RT ke rumah gue, entah apa maksudnya. RT itu udah cukup berpengalaman menghadapi hal semacam ini. Tanpa berpihak pada siapapun, setelah menjelaskan semuanya, RT itu menyetujui penjelasan pihak gue. Jadi, mereka HARUS mengembalikan gigi gue. Yahh ngak harus hari itu juga kan, karena bibir gue juga masih ga bisa bergerak ke atas. Jadi, kalo bibir gue udah normal, pihak gue akan menghubungi RT itu, biar dia yang suruh orang yang nyalip gue untuk tanggung jawab lagi... Semoga aja gigi gue kembali seperti semula... Amin... Dan gue harap, kecelakaan ini untuk yang pertama dan terahir juga untuk gue.
Well, dari kecelakaan ini, semoga bisa menjadi peringatan buat gue. Agar hati-hati dalam berkendra. Karena, gue terkenal sableng kalo naik motor -__- Semoga aja setelah ini udah ngak lagi. Amin...  Ketika kecelakaan, kalo bukan kita yang terluka, berati kita yang mangobati. Nah... Sama-sama ngak enak kan?? So, berhati-hatilah....

Sabtu, 05 Mei 2012

Stop!!! Tidur Di Motor!!!

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 24 April 2012, gue mengalami hal yang cukup luar biasa. Yaa... Sebuah keajaiban juga terjadi sama gue saat yang bersamaan mungkin ya. Okay, jadi gini ceritanya.
Gue lagi mengendara motor, berangkat sekolah, membonceng adik pertama dan kedua serta nyokap gue. Gue merasa sangat ngantuk banget, karena tadi gue bangun setengah 4 untuk nyetrika baju-baju dan seragm dulu.
Karena terlalu ngantuk, gue tanpa sadar merem-melek di motor. Yaa... Ini sih bukan untuk yang pertama, bahkan sering gue tidur di motor. Hihihi... #Curcol Dan syukur alhamdulillah gue ga pernah terjadi sesuatu kalo tidur di motor, tapi itu menyebabkan gue ga kapok tidur di motor -___-
Balik lagi, namun untuk yang terahir gue tidur di motor, hampirrrrrrr aja nyawa gue melayang kali... Mungkin Allah masi memberikan gue kesempatan biar ga tidur di jalan ketika mengendarai motor.
Waktu itu gue tidur di motor tanpa sadar, tiba-tiba entah apa yang membangunkan gue, gue tersadar. Ketika sadar gue langsung banting stang ke kiri. Pasalnya, gue ada di tengah jalan dan dari arah berlawanan ada truck yang lagi ngebut. Behhh... Ga kebayang kalo sampai saat itu gue masih tidur. Bahkan gue udah banting stangpun jaraknya masih sangat dekat. Tapi anehnya gue ga merasa dag-dig-dug, karea belum sadar mungkin, *berarti gue pules di motor dong? -___-
Karena syok, nyokap gue langsung keplak kepala gue dan berkata “wooii, tidur kali lu yak. Ngak liat dari tadi truck kanceng banget jalannya. Mau ngebunuh orang tua sama ade lu apa?”. Nyokap gue ngomong begitupun gue masih diam tanpa merasa apa-apa. Tapi gue sadar, tadi gue hampir tabrakan sama truck. Bener-bener, nyawa gue belum kumpul kali yakkk. Tapi setelah itu mata gue terang, ga merem-melek lagi. Ckck...
Meskipun ada kejadian seperti itu, alhamdulillah kesananya gue masi sanggup ngendarain motor tanpa terjadi apa-apa. Yyaa... Ini merupakan pelajaran buat gue untuk Berhenti Tidur Di Motor Lagi. Yyaaa semoga aja gue ngak melakukan hal-hal semacam ini lagi. Karena bahaya banget kalo sampe terjadi. Kali ini mungkin gue masih bisa selamat, nanti? Siapa yang tau? Ngak ada yang menjamin kan?
Nah saran gue untuk yang baca postingan ini, kalo lagi ngendarai motor jangan tidur. Kalo emang ngantuk, berhenti aja dulu sekedar memejamkan mata beberapa detik, bahkan menit. Itu akan sangat membantu dari pada memaksakan tetap mengendara motor samapi mata merem-melek. Setidaknya, kalo mata udah merem meski beberapa detik/menit, ga terlalu merasakan ngantuk ketika melanjutkan perjalanan lagi.
Iyaap... Segini aja Curcolnya, semoga bermanfaat... See ya!